He's Back


HE’S BACK

Bogor, 15 Agustus 2011

He’s back...
Yaa... dia kembali. Dia hadir dalam mimpiku tadi malam. Aku tak mengerti, bagaimana bisa dia ada dalam mimpiku, sementara aku sama sekali tidak merindukannya ataupun memikirkannya. Mungkinkah ini hanya bunga tidurku saja?? Tapi, mengapa mimpi itu terasa sangat nyata bagiku??

Dia adalah pria yang kusuka saat kelas 2 SMA. Pria ini begitu pendiam, sehingga untuk pertama kalinya aku harus bergerak lebih dulu untuk mengenal seorang pria. Aku berkenalan dengannya lewat sms, dan saat itu aku yang memulai. Dan begitu seterusnya kami berkomunikasi selama ini, sampai-sampai hingga saat ini aku belum pernah mendengar dengan jelas seperti apa suaranya. Walaupun kami sudah berkenalan, tapi saat bertemu di sekolah, kami tidak pernah saling menegur satu sama lain, seperti orang asing dia bagiku, dan juga sebaliknya. Tapi, setelah lulus SMA dan dia pindah ke Bandung untuk melanjutkan studinya, kami sudah jarang berkomunikasi lewat sms. Kami hanya akan berkomunikasi apabila kami sama-sama sedang on line di Facebook.

Mimpi tadi malam telah mengingatkanku kembali kepadanya, dan mengingatkanku pada rasa dihatiku, yang pernah ada untuknya. Tapi, aku masih bisa merasakan dengan jelas perasaan itu di dalam mimpi, kami masih mengenakan seragam SMA. Saat waktu istirahat tiba, aku keluar kelas, dan bertemu dengannya. Sepertinya dia juga baru keluar dari kelasnya. Kami menuruni anak tangga satu demi satu. Aku berada di belakangnya. Namun, hati kecilku berkata aku harus mengejarnya. Dan aku melakukan hal itu.

Saat aku tepat berada disampingnya, dengan spntan aku meraih tangannya, dan menggandengnya. Oh Tuhan... apa yang telah aku lakukan?? Dia menatapku, dan tak kusangka dia tersenyum padaku dan tidak melepas tangannya dari tanganku. Kami berjalan bersama, tapi waktu terasa begitu lama. Aku melepaskan tanganku. Lalu aku mengeluarkan sesuatu dari kantong bajuku. Sebuah permen jelly, berbentuk hati, berwarna pink, dan rasanya manis. Aku berikan permen jelly itu kepadanya, seolah permen itu adalah replika hatiku, yang kuberikan dan kupercayakan sepenuhnya untuk dia.

Lalu, aku mempercepat langkahku, menuruni anak tangga itu, dan tiba-tiba aku berhenti. Tuhan... apalagi ini?? Aku berlari kearahnya, dan memeluknya. Kami saling bertatapan, masih kulihat dia tersenyum saat itu. Dengan posisi mundur,dan masih merangkul kedua lenganku di lehernya,  aku menuruni tangga. Namun, saat itu seharusnya aku takut terjatuh, karena aku menuruni tangga dengan cara yang tidak biasa. Tapi itu tidak tejadi. Aku mulus menuruni tangga itu bersamanya. Seolah-olah aku percaya walaupun aku menuruni tangga dengan cara yang tak biasa, dan tidak tau seperti apa keadaan di belakangku, aku masih mempunyai matanya, yang akan menjadi mataku untuk melihat hal-hal yang tak kubisa kulihat, dan aku percaya dia akan menuntunku. Sehingga aku sama sekali tidak perlu merasa takut saat dia masih ada didekatku. Halangan dan rintangan sesulit apapun akan mudah kulalui, jika dia berada disisiku.

Itu yang ada dipikiranku tadi malam. Kenapa seolah rasa itu masih ada dihatiku, di saat kini aku telah memilih seseorang di dalam hati? Orang itu, bukan dia. Tapi mengapa dia yang muncul dalam bunga tidurku, dengan segala hal manis yanga ada didalam mimpi itu. Aku tak tau, ini hanya sekedar bunga tidur atau sebuah pertanda. Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

(Deviyantini, 2011)

Comments

Popular posts from this blog

Pura Parahyangan Agung Jagatkartta

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Krisis Perbankan di Amerika Serikat

Work Study