Tuhan... Aku jatuh cinta (2)


Bogor, 8 Agustus 2011

Aku merindukannya. Rindu pada seseorang yang telah membuat aku menjadi gila. Dia membuatku selalu memikirkannya dimanapun aku berada dan kemanapun aku pergi. Bayangannya selalu merasuk ke dalam pikiranku.

Seperti sentuhan angin lembut yang membuat dedaunan, bunga, rerumputan, serta ranting-ranting menari-nari dengan indahnya. Itu pun yang dia lakukan padaku. Dia membuat duniaku menari setiap harinya.

Terkadang dia seperti hujan yang tak disangka akan hadir saat mentari sedang berada di puncaknya. Kehadirannya di dekatku selalu berhasil membuat hati dan pikiranku yang sedang penat terasa tenang. Aku tak dapat berbicara, saat dia di dekatku, lidahku kelu. Aku tak ingin pulang, saat sedang bersamanya. Rasanya aku ingin waktu berhenti saat itu juga, agar aku bisa terus bersamanya.
Saat langit malam mendung, hanya dengan memikirkannya, aku masih dapat melihat bintang yang bertaburan dan berkedip-kedip serta rembulan yang memancarkan cahaya dengan indahnya di dalam pikiranku.

Seperti bunga edelweiss, bunga abadi di puncak gunung, yang tak pernah layu, walau musim dan cuaca terus berubah setiap harinya. Seperti batu karang di tepi pantai, yang terus-menerus dihantam ombak samudera, tapi tetap bertahan dan berdiri dengan kokohnya, bahkan menjadi semakin indah seiring berjalannya waktu. Seperti itulah perasaanku kepadanya.

Dia indah dimataku, dia indah dalam pikirku, dan dia akan selalu indah dihatiku.

Comments

Popular posts from this blog

Pura Parahyangan Agung Jagatkartta

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Krisis Perbankan di Amerika Serikat

Work Study